Minggu, 21 Juni 2015

Ancaman Globalisasi terhadap Kedaulatan NKRI



Lembaga         : ESC (English Student Community)
Ancaman Globalisasi terhadap Kedaulatan NKRI
            Dewasa ini, dunia sedang berhadapan dengan arus transformasi menuju globalisasi.Banyak perspektif yang muncul dikalangan masyarakat dunia.Sebagian diantaranya beranggapan bahwa globalisasi adalah sebuah prospek, sebagian lainnya beranggapan hal ini adalah ancaman, ada juga yang acuh tak acuh sedang secara tidak langsung ataupun langsung mereka juga merasakan akibatnya.Asumsi bahwa globalisasi adalah sebuah ancaman secara jelas ancaman militer adalah fokus utamanya, namun ada sudut lain yang lebih membahayakan yaitu ancaman nirmiliter atau biasa disebut ancaman asimetris.
            Penguasaan terhadap suatu negara dengan cara-cara lama melalui jalan perang secara langsung sudah mulai ditinggalkan berganti dengan strategi perang secara tidak langsung dengan menguasai kehidupan secara multidimensi. Di sadari atau tidak, ancaman asimetris adalah “bom waktu” yang siap meledak sewaktu- waktu dimanapun dan kapanpun.Lingkup mendasar asimetris ini adalah ideologi dan ekonomi.
                  Setelah keruntuhan Uni Soviet paham komunis memudar popularitasnya.Namun, bila menerawang sejarah ibu pertiwi belasan tahun silam, Indonesia menjadi salah satu basis komunis yang beberapa kali melakukan kudeta melawan pemerintahan dan berusaha mengganti ideologi pancasila dengan ideologi komunis.Metamorfosis dari penganut paham komunis yang telah melebur kedalam elemen-elemen masyarakat melalui buku-buku tulisan komunis yang disebarluaskan sewaktu-waktu dapat mengancam Indonesia.
                  Adanya gerakan radikalisme,atau gerakan yang menaruh harapan kuat terhadap kerajaan Tuhan yang akan datang di bumi dimana ditandai dengan kedamaian serta keadilan. Gerakan tersebut memberikan indikasi bahwa ancaman ideologi masih potensial.
                  Globalisasi juga mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.Disebabkan oleh paham ini ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas.Para intelektual melalui peperangan informasi baik melalui radio, televisi hingga internetmengembangkan pengaruh ini.Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal itu terjadi, akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
            Pada ranah yang lain, beragam kemajuan di bidang pembangunan ekonomi telah dialami Indonesia. Transformasi ekonomi Indonesia  telah membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan bermula dari basis ekonomi. Basis ekonomi tersebutberasal dari kegiatan pertanian tradisional kemudian lambat laun bergeser menjadi negara yang mengandalkan industri manukfatur dan jasa. Hal ini menggiring Indonesia pada tantangan yang lebih besar di bidang ekonomi,diantaranya yaitu penerapan ASEAN – economic community (AEC) dimana terdapat penerapan pembebasan bea masuk perdagangan barang dan jasa melalui pengurangan serta penghapusan tarif. 
            Berpijak pada tantangan yang akan digeluti Indonesia pada 2015 mendatang dengan penyelenggaraan AECyang merupakan akibat dari adanya globalisasi, menimbulkan kesenjangan bagi Indonesia itu sendiri. Ahli perindustrian Verry Yahya mengakui Indonesia belum mampu menutup impor barang dan jasa asing dari kesepakatan yang dilakukan oleh anggota ASEAN. Sehingga Belum diberlakukan AEC saja masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi produk impor dengan anggapan kualitaslebih terjamin. Di pihak lain barang impor juga cenderung lebih murah dibandingkan dengan barang ekspor. Contoh nyatanya adalah produk pertanian kita yang kalah jauh dengan Thailand, sehingga produk Thailand cenderung lebih murah dibandingkan dengan milik Indonesia sendiri.Jika pasar bebas telah diberlakukan, tidak menutup kemungkinan mereka semakin enggan untuk memakai produk domestik.
            Jokowi nama akrab masyarakat Indonesia dalam menyebutkan joko widodo menyebutkan, produk pangan Malaysia jauh lebih baik  dan didesain lebih menarik dari produk pangan yang ada di Indonesia. Contoh kecilnya saja, di pasar swalayan bisa kita  jumpai produk Malaysia bersertifikat mutu Internasional sedang produk lokal Indonesia sendiri tampil apa adanya. Dapat di garis bawahi, meski produk berfungsi sama, variasi produk, daya tarik kemasan juga menjadi faktor pembeda yang mempengaruhi keputusan pembeli. Penting untuk menyadari hal-hal kecil seperti ini bagi kalangan pengusaha di Indonesia guna bersaing di tingkat global.
            Sumber daya manusia yang belum mumpuni juga memberi peluang kepada bangsa lain dalam menguasai Indonesia seperti ancaman masuknya tenaga kerja asingdi Indonesia yang lebih profesional SDMnya.Hal ini mengakibatkan lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit. Rakyat pastinyatidak menginginkan dokter-dokter Singapura nantinya praktik di rumah sakit sedangkan orang Indonesia hanya sebagai pasien. Hotel-hotel berbintang berdiri subur oleh tangan-tangan Malaysia tapi orang Indonesia hanya sebagai tamunya. Guru-guru Filipina mengajar di sekolah-sekolah sementara orang Indonesia hanya sebagai muridnya.Menilik hal tersebut, tentu pengaruh globalisasi di sektor ekonomi dapat melunturkan nasionalisme masyarakat Indonesia.
                  Menurut founding father, pancasila sebagai ideologi Indonesia merupakan konsep yang utuh dan memiliki tameng yang luar biasa bagi kemakmuran NKRI.Maka dari itu kita harus menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.Indonesia harus mampu mencontoh negara-negara dengan ideologi yang kuat seperti Iran, Rusia dan China. Mereka mampu menjadi negara yang kuat dan tidak takut akan serbuan produk-produk negara maju.        Di samping itu, Peningkatan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk pengembangan skill guna menghasilkan inovasi produk-produk baru.Jadi dalam memerangi ancaman globalisasi, Indonesia harus meningkatkan potensi penduduknya dengan berpegang pada ideologi pancasila yang sudah dipikirkan, dianalisis dan dikembangkan oleh para pendiri bangsa.

           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar